This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 20 November 2024

16 Tipe MBTI Mencerminkan Pilihan Musik Mereka

 

16 Tipe MBTI Mencerminkan Pilihan Musik Mereka: Temukan Kesukaanmu!


bahagia mendengarkan musik santai


Pada dasarnya, musik adalah bahasa universal yang dapat menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya. Namun, setiap orang memiliki preferensi dan selera musik yang berbeda-beda.

Tipe kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) telah lama digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik kepribadian seseorang. Ternyata, tipe kepribadian MBTI juga dapat memberikan petunjuk tentang jenis musik yang mungkin lebih disukai oleh seseorang tersebut.

Melalui penelitian dan pengamatan, para ahli telah mengidentifikasi pola yang menarik antara tipe kepribadian MBTI dan selera musik seseorang. Selain itu, tipe kepribadian MBTI juga dapat mempengaruhi preferensi musik dalam hal lirik dan makna. Ini dia beberapa taste musik pada MBTI yang berbeda pasa setiap orang: 


1. ISTJ

Mereka cenderung menyukai musik klasik dan instrumental karena kesesuaiannya dengan sifat mereka yang teratur dan perhatian terhadap detail, yang memberikan suasana tenang. Musik ini juga membantu mereka dalam fokus dan organisasi pikiran.

2. ISFJ

Mereka memiliki kecenderungan untuk menikmati pop klasik dan balada yang memiliki lirik yang menyentuh hati dan melodi yang menyejukkan, mencerminkan sifat mereka yang penuh kasih dan perhatian. Musik ini sering kali menjadi pilihan karena kemampuannya untuk menggambarkan kedalaman emosi.

3. INFJ

Mereka tertarik pada musik indie dan alternatif yang menyediakan lirik yang introspektif dan berbeda, mencari makna yang lebih dalam dalam musik yang mereka dengarkan. Genre ini memenuhi kebutuhan mereka akan pemahaman yang lebih dalam dan koneksi pribadi dengan musik.

4. INTJ

Mereka menikmati musik elektronik dan eksperimental karena kompleksitas dan inovasinya, yang menantang intelektual mereka. Musik ini sering kali menjadi pilihan karena kemampuannya untuk memicu pemikiran kreatif dan analitis.

5. ISTP

Mereka menyukai rock dan metal karena energi tinggi dan sifat tantangannya, yang sesuai dengan kepribadian mereka yang berani dan penuh semangat. Musik ini memberikan mereka adrenalin dan kegembiraan yang mereka cari.

6. ISFP

Mereka memilih folk dan akustik karena kesederhanaan dan kejujurannya, yang resonansi dengan jiwa seni dan cinta alam mereka. Musik ini sering kali menjadi pilihan karena kemampuannya untuk menciptakan kedamaian dan ketenangan.

7. INFP

Mereka tertarik pada indie pop dan dream pop karena lirik yang emosional dan melodi yang melankolis, yang sesuai dengan sifat mereka yang sensitif dan artistik. Musik ini memungkinkan mereka untuk merenung dan merasakan kedalaman emosi.

8. INTP

Mereka memilih ambient dan instrumental karena minimnya lirik, yang memungkinkan mereka untuk berpikir dan merenung, sesuai dengan sifat analitis dan reflektif mereka. Musik ini sering kali menjadi pilihan karena kemampuannya untuk mendukung konsentrasi dan refleksi. 

9. ESTP

Mereka menyukai hip hop dan rap karena energi dan semangatnya, yang cocok dengan kepribadian mereka yang ekstrovert dan suka bersosialisasi. Musik ini memberikan mereka ritme dan energi yang mereka butuhkan untuk tetap aktif dan terlibat.

10. ESFP

Mereka menikmati pop dan dance karena sifat ceria dan energiknya, yang cocok dengan jiwa pesta dan kehidupan mereka yang penuh semangat. Musik ini sering kali menjadi pilihan karena kemampuannya untuk meningkatkan suasana hati dan memicu kegembiraan.

11. ENFP

Mereka tertarik pada reggae dan world music karena keberagaman dan warnanya, yang mencerminkan semangat petualangan dan eklektisisme mereka. Musik ini memungkinkan mereka untuk merasakan kebebasan dan kreativitas.

12. ENTP

Mereka menikmati funk dan jazz karena improvisasi dan kompleksitas musikalnya, yang menarik bagi mereka yang suka berpikir di luar kebiasaan. Musik ini sering kali menjadi pilihan karena kemampuannya untuk memicu pemikiran inovatif dan kreatif.

14. ESTJ

Mereka menyukai musik militer dan klasik karena struktur dan disiplinnya, yang sesuai dengan sifat mereka yang terorganisir dan tegas. Musik ini memberikan mereka rasa ketertiban dan kekuatan.

14. ESFJ

Mereka menikmati pop klasik dan country karena lirik yang relatable dan melodi yang menyenangkan, yang mencerminkan sifat mereka yang ramah dan komunal. Musik ini sering kali menjadi pilihan karena kemampuannya untuk membangun koneksi dan kehangatan.

15. ENFJ

Mereka tertarik pada soul dan R&B karena kedalaman emosional dan perasaannya, yang mencerminkan sifat mereka yang empatik dan inspiratif. Musik ini memungkinkan mereka untuk terhubung dengan orang lain pada level yang lebih dalam.

16. ENTJ

Mereka menyukai musik orkestra dan simfoni karena keagungan dan kekuatannya, yang mencerminkan ambisi dan visi mereka yang besar. Musik ini sering kali menjadi pilihan karena kemampuannya untuk memotivasi dan menginspirasi.

Dalam menjelajahi dunia musik, tidak ada batasan yang tepat atau salah dalam memilih musik yang disukai. Setiap orang memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi berbagai genre musik dan menemukan apa yang paling mereka nikmati. Jadi, meskipun tipe kepribadian MBTI dapat memberikan petunjuk tentang selera musik seseorang, tetaplah terbuka dan eksploratif dalam mencari musik yang tepat untukmu.


Sumber : https://www.fimela.com/lifestyle/read/5614207/16-tipe-mbti-mencerminkan-pilihan-musik-mereka-temukan-kesukaanmu


















14 Jenis Genre Musik

14 Jenis-Jenis Genre Musik, Ketahui Perbedaannya di Sini

Lo setuju enggak kalau musik adalah salah satu hal yang sangat penting?

14 Jenis-Jenis Genre Musik, Ketahui Perbedaannya di Sini

 


































Musik menjadi sebuah budaya yang sangat melekat dengan manusia. Tidak jarang, 

banyak orang mengatakan jika musik menjadi lambang dari suasana hati manusia, 

Kawula Muda.

Musik yang menjadi bagian kehidupan juga memiliki banyak manfaat bagi para 

penikmatnya, loh, seperti memperbaiki suasana hati sampai membuat semangat dalam 

menjalani hari.

Faktanya, setiap orang memiliki selera musik yang berbeda-beda, Kawula Muda.

Untuk lo penikmat musik, simak jenis-jenis genre musik yang harus lo ketahui di bawah ini!

musik


1. Klasik

Musik klasik diartikan sebagai jenis musik yang intelektual dan indah. Dapat dikatakan, 

musik klasik bisa membawa ketenangan bagi para pendengarnya. Sebab, musik ini 

umumnya dimainkan dengan alat musik piano, cello, biola, dan lainnya.Contoh musik 

klasik yang melegenda hingga saat ini adalah musik klasik karya Mozart, Beethoven, 

dan Chopin.

2. Jazz
Meski tidak ada penelitian yang mengungkapkan dari mana asal kata ‘jazz’, musik jazz sendiri berasal dari komunitas Afrika-Amerika di New Orleans, Louisiana. Musik ini dikenal dengan ekspresi yang khas dari chord yang kompleks,wink, dan blue note (nada yang dimainkan sedikit melenceng dari nada standar). Dalam perkembangannya, musik jazz juga memiliki banyak sub genre di bawahnya. Sekiranya ada 40 sub genre Jazz meliputi Bop, Swing, Vocal Jazz, Cool Jazz, World Fusion dan Funk.

3. Blues

Genre musik blues merupakan aliran yang berasal dari Amerika Serikat. Musik blues dikatakan muncul dari musik pujian dan spiritual. Hal ini mengingat penggunaan pola call and response

yang kerap ditemukan di lirik musik blues. Pola call and response sendiri dianggap sebagai ‘jawaban’ atas ‘pertanyaan’ di lirik.

Saat ini, musik blues juga menjadi media untuk menyampaikan bentuk protes untuk hak-hak kemanusiaan.


4. Pop
Jenis musik pop menjadi salah satu genre yang paling digemari oleh banyak orang. Pasalnya, jenis musik ini memiliki nada dan lirik yang sederhana. Tidak hanya itu, musik pop juga dikatakan lebih mudah dipahami dan mudah untuk dinyanyikan. Pop juga diiringi dengan alat musik yang umum ditemui seperti gitar, drum, keyboard dan bass.


5. Country
Musik yang memiliki nada ceria dan pembawaan yang santai serta ringan. Musik ini identik dengan suara petikan gitar. Salah satu musisi populer yang menggunakan genre country adalah Taylor Swift. Lirik lagu Country kebanyakan mengisahkan cerita tentang sesuatu hal yang ingin disampaikan oleh penyanyinya, Kawula Muda.


6. Dance
Secara umum, musik ini memang diciptakan untuk mengiringi orang-orang berdansa dan menari, Kawula Muda. Musik dengan genre ini juga bisa mengandung unsur funk, soul, pop, dan salsa. Tidak hanya itu, seiring perkembangannya, musik dance juga memiliki berapa aliran, seperti electronic dance music (EDM) yang memiliki pola upbeat dengan berbagai sub genre EDM di bawahnya. 


7. Reggae
Kawula Muda, Bob Marley dikatakan sebagai salah satu musisi yang memiliki genre reggae. Musik reggae berasal dari Jamaika dan biasanya menyampaikan pesan perdamaian, persamaan derajat, dan keseimbangan alam. Reggae berdasar pada aksen pada sinkopasi atau off-beat untuk ciri khas dengan gaya musik ritmis, hal ini disebut dengan skank (yang kini dikenal dengan Skanking atau gaya menari dalam musik Ska dan Reggae). Tempo musik reggae ini biasanya lebih lambat. 


8. R&B
R&B merupakan singkatan dari Rhythm and Blues. Musik R&B sendiri merupakan gabungan dari beberapa genre musik lainnya. Pada awalnya, musik ini dikenalkan oleh pemusik yang berasal dari Afrika-Amerika.Saat ini, salah satu penyanyi populer yang menggunakan genre ini adalah SZA.


9. Rap
Genre musik rap identik dengan teknik vokal yang cepat. Penyanyi dengan genre musik ini dikenal dengan sebutan rapper.


10. Dangdut
Musik yang berkembang di Tanah Air ini menjadi salah satu jenis musik yang tidak boleh dilewatkan. Banyak dipengaruhi oleh musik Melayu dan India, musik dangdut biasanya identik dengan suara kendang yang menarik dan lirik yang mudah menggambarkan kehidupan yang sedang terjadi.


11. Balada
Musik balada biasanya diartikan sebagai jenis musik yang mengalun lambat dan sebagai besar membicarakan percintaan. Musik balada juga dikenal dengan lirik yang puitis dan menyentuh hati.


12. Rock
Dikatakan sebagai musik yang ‘berisik’, musik rock identik dengan iringan gitarnya yang menggelegar, Kawula Muda. Musik rock dinilai bisa membangkitkan semangat pendengarnya meski terkadang tak jarang pula lirik dari musik ini terkesan galau dalam musik yang keras. 


13. Metal
Musik metal memiliki aliran suara lebih distorsi dan berkarakter lebih keras dibandingkan musik rock. Metal juga memiliki ciri khas agresif, baik dalam pembawaan musik maupun lirik dari musiknya. Banyak distorsi gitar dan ketukan drum yang cepat di dalamnya.


14. Hip Hop
Jenis musik hip hop memiliki penggemar yang tidak sedikit loh, Kawula Muda. Musik yang berkembang di wilayah timur Amerika ini memiliki gaya yang khas. Mulai dari adanya elemen beatboxing dan turntable. Tidak hanya memengaruhi dunia musik, hip hop juga sukses memengaruhi budaya breakdancing, graffiti, dan style dalam pakaian.
Kawula Muda, sebenarnya masih banyak jenis-jenis genre musik yang lahir dari genre musikyang sudah ada sejak lama. Genre musik apa yang paling lo suka?


Sumber : https://www.pramborsfm.com/lifestyle/14-jenis-jenis-genre-musik-ketahui-perbedaannya-di-sini








































 

Karakter Seseorang Berdasarkan Selera Musiknya

Karakter Seseorang Berdasarkan Selera Musiknya


Sahabat Steemian music lovers, setiap musik yang kita dengarkan merupakan hasil ciptaan dari berbagai macam orang dengan karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Maka jenis musik yang lahir pun juga berbeda. Mulai dari nada, gaya penulisan lirik lagu, sampai dengan warna musik.
AAEAAQAAAAAAAAOGAAAAJDBhMjQ5MmFlLWQ3NzEtNDNlMC1hZDk5LTliNWZmYzRlMzU3ZA.jpg

Peminat musik juga berasal dari berbagai macam kalangan. Setiap orang tentu punya musik favoritnya masing-masing, yang sesuai dengan selera dan pribadinya sendiri. Itulah sebabnya, mengapa pilihan musik favorit dianggap bisa menjadi cerminan dari sifat dan kepribadian seseorang.

images (2).jpg

Image source

Penikmat musik dari beragam genre musik juga memiliki karakter yang berbeda-beda. Sebagai contoh, ketika panitia konser akan membuat dua agenda konser. Yang pertama konser musik tradisional, dan yang kedua konser musik rock atau metal. Biasanya pihak panitia akan membuat pengamanan atau pengawalan yang lebih ketat untuk konser musik rock atau metal, jika dibandingkan dengan pengawalan atau pengamanan untuk konser musik tradisional. Sebab, bisa dipastikan penonton yang datang pada dua konser tersebut memiliki pribadi yang berbeda. Jadi bisa disimpulkan, jenis musik bisa mencerminkan sifat dan kepribadian seseorang. Okkeeh...! Mari kita simak sama-sama bagaimana kepribadian seseorang ketika dicocokkan dengan genre musik yang disukainya.

Musik Pop

Musik pop adalah musik yang memiliki jumlah penggemar cukup banyak sumber. Dikarenakan genre musik ini mudah diterima oleh berbagai macam kalangan. Musik pop juga sering diputar di radio-radio, sehingga memungkinkan lebih banyak khalayak yang mendengarkannya, dan akhirnya menggemarinya.

Jika anda merupakan penggemar musik pop sejati, biasanya anda adalah orang yang bersifat jujur, terbuka, ramah kepada semua orang, simpel, dan punya rasa percaya diri yang tinggi. Para penikmat musik pop juga punya pribadi pekerja keras, walau cenderung kurang kreatif dan terlalu cepat berpuas diri dengan pencapaian yang ada. Selain itu juga mudah terbawa suasana, suka baper, dan plin-plan.

Musik Rock/Heavy Metal

Meskipun para musisi musik rock biasanya berpenampilan urak-urakan, namun sebagian besar dari mereka justru punya kepribadian yang lembut, menyayangi keluarga dan sesama. Hal ini bebanding lurus dengan penggemar musiknya.

Meskipun terlihat sangar, keras, garang, dingin dan tak banyak bicara, namun penikmat musik rock/heavy metal sangat peka terhadap sesama dan keadaan sekitar. Selain itu juga sangat sensitif, peduli, penyayang, setia kawan, dan punya rasa solidaritas tinggi. Pecinta musik rock/heavy metal biasanya juga memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi, bisa memanfaatkan hal-hal yang ada di sekitarnya menjadi sesuatu yang berguna atau bernilai seni.

Musik Punk

Genre musik punk, ketika mendengar kata "punk" mungkin sebagian dari kita berasumsi akan hal-hal yang negatifnya saja. Namun, juga ada sisi positif yang bisa dilihat dari musisi dan penggemar genre musik yang satu ini, yang mana selalu mengutamakan kebebasan, dan saling menghargai antar sesama. Meski pun sering hidup berkelompok-kelompok, pendiam dan suka menyendiri, namun mereka punya rasa solidaritas yang tinggi, krearif dan peduli antar sesama.

Musik Jazz

Dalam golongan ini termasuk juga para penyuka musik blues atau soul music. Jika anda adalah penikmat jenis-jenis musik tersebut, bisa dipastikan anda adalah orang yang memiliki harga diri yang cukup tinggi dan sangat menghargai diri sendiri, ingin sesuatu yang sempurna, berpenampilan elegan dan sangat teliti dalam memilih suatu hal. Cenderung arogan (tapi bukan berarti sombong), juga berkepribadian tenang, dewasa dan juga romantis. Selain itu, penyuka jenis musik ini biasanya sangat suka akan hal-hal yang mewah dan bernilai seni tinggi.

Musik Klasik

Musisi lagu klasik biasanya berkepribadian tenang, dewasa, dingin dan berpenampilan sederhana, namun mempunyai nilai seni yang tinggi. Para penyuka jenis musik ini pun biasanya cenderung tertutup, juga punya pribadi yang pendiam, baik, tenang, dan cinta damai. selain itu juga punya level seni yang tinggi, cenderung milih-milih, dan sangat suka akan hal-hal yang berbau klasik.

Musik Dancefloor/EDM (Electronic Dance Floor)

Jenis musik ini seperti jenis musik Lady Gaga, Alan Walker, The Chainsmoker, David Guetta, Calvin Harries, Tiesto, Marshmellow dan lainnya. Biasanya penyuka genre musik yang seperti ini adalah mereka yang memiliki semangat tinggi, pekerja keras, jujur, suka bersenang-senang dan sangat tegas terhadap suatu hal.

Mereka juga suka berpikir positif, dan pintar dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika anda adalah salah satu penyuka jenis musik ini, bisa dipastikan anda punya pribadi yang menyenangkan, ramah, lugas dan memiliki kreativitas yang tinggi. Selain itu anda sangat terbuka dengan hal-hal baru yang berbau moderen.

Musik Hip-Hop/Rap

Para musisi hip-hop atau rap biasanya berpenampilan glamour dan suka tampil beda. Mereka juga senang memakai pakaian atau perhiasan yang banyak bling-bling-nya dan menggemari warna-warna yang mencolok dan nyentrik. Pada umumnya mereka hidup dan bergaul di lingkungan yang keras, atau di daerah-daerah yang berbahaya, dan lebih senang hidup secara berkelompok-kelompok.

Walaupun demikian, mereka sangat cinta damai dan punya rasa sosial yang tinggi. Tidak hanya peduli antar sesama kelompok saja, mereka juga sangat care terhadap orang atau kelompok lain. Para penggemar musik ini pun biasanya memiliki gaya dan penampilan yang mirip dengan musisinya. Meskipun suka pamer dan ingin menjadi pusat perhatian, namun biasanya mereka sangat ramah dan mudah bergaul dengan orang-orang baru. Jika anda adalah penyuka musik ini, bisa dipastikan anda adalah tipikal orang yang bersemangat, suka tampil beda, tidak sombong, mudah bersosialisasi dengan orang sekitar dan suka ceplas-ceplos ketika berbicara.

Musik Country

Penikmat musik country biasanya punya pribadi yang energic dan suka bekerja keras, suka berpetualang, suka kebebasan, peka terhadap keadaan sekitar dan juga ramah dalam pergaulan. Bawaannya selalu riang, mengebu-gebu, namun tetap tenang dan dewasa.

Musik Reggae

Buat anda yang cinta akan musik yang dipopulerkan oleh Bob Marley ini. Itu menandakan bahwa anda adalah seseorang yang berjiwa bebas dan suka damai. Umumnya memiliki kreativitas yang tinggi, santai, punya rasa setia kawan yang tinggi, juga mudah bersosialiasi.

Para pecinta musik reggae sangat suka kehidupan yang damai, tanpa beban, juga suka ngumpul-ngumpul, dan jalan-jalan bareng. Biasanya mereka juga suka tampil simpel, apa adanya, dan tak jarang senang mengikuti khas dari penyanyi reggae, seperti mengadopsi gaya rambut gimbal, suka berpakaian dengan warna-warna yang mencolok seperti warna merah, kuning, atau hijau. Jika anda salah satu pecinta musik reggae, bisa dipastikan anda adalah orang yang sangat unik, asik, menyenangkan, dan mudah diajak berteman.

Musik Dangdut

Dangdut adalah genre musik originalnya orang Indonesia. Secara umum, penggemar musik dangdut sangat percaya diri, asik, simpel tidak neko-neko alias hana meunoe-meudéh. Jika anda salah satu penyuka musik dangdut, sudah pasti anda orang yang seru, tidak sombong, suka bekerja keras dan sangat bersemangat dalam keseharian anda. Dan sisi baik lainnya adalah, anda punya rasa nasionalisme yang tinggi dan sangat menghargai produk-produk lokal.

Sumber : https://steemit.com/indonesia/@rial17/karakter-seseorang-berdasarkaan-selera-musiknya

Kenapa Selera Musik Kita Berbeda?

 

Kenapa Selera Musik Kita Berbeda? Apa yang Bikin Kita Punya Preferensi?


Naskah ini awalnya lahir dari penasaran membaca komentar di kolom Instagram Pophariini. Pada postingan yang bertanya tentang cover band Indonesia favorit misalnya, beberapa orang memberikan komentar bila band-band yang disebut narasumber adalah band obscure yang tidak banyak dikenal. Di postingan yang lain, beberapa komentar netizen menyebut bahwa selera musik band narasumber Pophariini dianggap terlalu edgy.

Edgy di sini merujuk pada musik-musik yang tak biasa, berbeda, jarang didengar, atau bahkan sama sekali asing. Pada postingan yang lain netizen menulis “Tumben ga nyebutin band aneh-aneh yang lagunya kek gimana.” Tapi apa sih yang edgy dan berbeda ini? Persoalan edgy, atau yang paling kiwari, skena, memang pelik. Selalu ada gap antara pengetahuan tentang musik dari para pendengar. Lantas mengapa yang tak kita ketahui dengan mudah dilabeli edgy, atau dulu disebut sebagai: hipster?

Setelah coba ditelusuri, beberapa band yang disebut edgy pada postingan “Cover album band Indonesia favorit”, ternyata ya bukan band yang benar-benar asing. Setidaknya band seperti The Kuda, Dom65, Kelelawar Malam, Swellow, Texpack, Danilla  atau Raja Kirik, bukan band yang muskil didengar atau asing sama sekali. Kelelawar Malam terbentuk sejak 2007, Dom 65 sejak 1997, The Kuda sejak 2009. Jadi mereka ada dan setidaknya sudah membuat musik lebih dari satu dekade. 

Beberapa komentar netizen menyebut bahwa selera band narasumber Pophariini dianggap terlalu edgy. Lantas mengapa yang tak kita ketahui dengan mudah dilabeli edgy, atau dulu disebut sebagai: hipster?

Untuk band dengan reputasi, karir, dan perjalanan lebih dari 10 tahun, jelas mereka memiliki fanbase tersendiri, tidak besar, tapi jelas memiliki penggemarnya. Tentu band bisa berkembang menjadi besar atas pilihan (atau keberuntungan) mereka sendiri. Beberapa band memilih jalur distribusi mandiri dengan penggemar terbatas, sementara yang lain memilih jalur distribusi populer dan mendapatkan akses ke pendengar yang lebih luas. 

Meski demikian, terlepas dari jalur distribusi yang dipilih oleh musisi atau band, akses terhadap musik mereka juga sangat tergantung dengan selera dari pendengarnya. Seseorang bisa tinggal di pucuk gunung Semeru atau di tepi Pulau Bawean dan mendengarkan Avhath, sementara yang tinggal di Jakarta Selatan beserta segala venue konser yang ada di sekitarnya, sama sekali tidak tahu siapa itu Masakre.

Selera bisa jadi penentu seseorang dalam mendengarkan musik, artinya preferensi atau kecenderungan seseorang terhadap jenis, genre, atau gaya musik tertentu menentukan apa yang mereka ingin dengar. Proses pembentukan selera musik sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berbeda. Misalnya paparan terhadap berbagai jenis musik sepanjang hidup kita dapat mempengaruhi selera musik kita. 

Proses pembentukan selera musik sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berbeda. Misalnya paparan terhadap berbagai jenis musik sepanjang hidup kita dapat mempengaruhi selera musik kita.

Mendengarkan berbagai genre musik, menghadiri konser atau festival musik, dan berinteraksi dengan musik melalui media seperti radio, televisi, atau platform streaming, dapat membentuk preferensi musik kita. Aris Setyawan, penulis dan etnomusikolog, menyebut bahwa lingkungan masih menjadi faktor paling vital dalam pembentukan selera musik, terutama pada tahapan awal ketika kita mendengarkan untuk pertama kali.

“Jadi di mana lingkungan kita menentukan selera musik kita. Misalnya orang yang tinggal di Yogyakarta di mana skena musik independennya gede tentu selera musiknya akan berbeda dengan let say orang yang tinggal di lereng Lawu dan lingkungan sekitarnya ya nggak ada skena-skena-an kayak di kota besar gitu,” katanya. 

Aris juga menyebut akses atau privilese juga dapat menentukan selera musik seseorang. Orang yang punya privilese akses ke musik yang luas, tentu selera musiknya akan lebih beragam ketimbang orang yang tidak punya. “Contohnya ya di era sebelum internet rame misalnya, orang2 berprivilese bisa punya akses beli rilisan musik dalam berbagai format (kaset, CD, vinyl), jadi mereka bisa membentuk selera musik mereka dengan mudah. Beda dengan yang enggak berprivilese ya selera musiknya dibentuk dari media yang bisa mereka akses misalnya TV atau radio,” katanya.

Akses atau privilese juga dapat menentukan selera musik seseorang. Orang yang punya privilese akses ke musik yang luas, tentu selera musiknya akan lebih beragam ketimbang orang yang tidak punya.

Muhammad Yazidka Al Irhan, mahasiswa berusia 18 tahun dari Bekasi, mengaku belakangan ini gemar mendengarkan musik-musik Hardcore. Band seperti Dazzle, Speed, Devil Despize, Prejudize, dan Defy yang sedang populer di Indonesia. “Saya tidak tahu sama sekali (soal musik hardcore), nah saya iseng cari lagu seperti itu awal mulanya saya dengerin lagu Drowning in Hate dari band Keep it Real (Malang),” katanya.

Yazid sendiri mengaku berasal dari keluarga konservatif yang memegang nilai teguh agama. Ibunya agak kebaratan jika Yazid mendengar musik yang kencang. Menariknya dari keluarga sendiri, sang Ayah adalah pihak pertama yang memperkenalkan Yazid dengan musik keras. “Dari dulu emang bapak saya suka nyetel band-band adem atau kadang kaya Metallica gitu mas biasalah metal bapak-bapak, sampe sekarang saya bisa sendiri beberapa intro gitarnya karna emang enak didengar,” katanya.

Pernyataan Yazid ini jadi menarik karena beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa selera musik dapat terkait erat dengan identitas dan emosi kita. Misalnya, seseorang yang tumbuh dalam budaya tertentu atau memiliki latar belakang yang kaya dengan tradisi musik tertentu mungkin cenderung menyukai musik yang terkait dengan identitas budaya mereka. Selain itu, musik juga memiliki kekuatan emosional yang kuat, dan kita cenderung tertarik pada musik yang mencerminkan atau merangsang emosi yang kita rasakan.

Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa selera musik dapat terkait erat dengan identitas dan emosi kita.

Neo Tegar, 18 pekerja garmen asal Malang, juga serupa. Lahir dari keluarga yang konservatif, ia memiliki ibu yang keberatan jika Tegar mendengarkan musik hardcore atau punk. “Mungkin mama tau seluk beluknya orang yang suka nonton konser musik yang kenceng jadinya mama ngelarang, tapi aku selalu ngasih pengertian kalo aku ngga kaya yang mama ku pikir,” katanya.

Tegar menyebut bahwa perkenalannya dengan musik Indonesia terutama punk dan hardcore malah berasal dari keluarga. Kakaknya memiliki CD Pee Wee Gaskins. Ibunya sendiri, meski keberatan Tegar menonton konser musik, ternyata memperkenalkannya dengan Linkin Park. Meski demikian saat ini, ia memiliki selera musik yang berbeda dari yang diperkenalkan kakak dan Ibunya. Menariknya selera musik yang berbeda ini kerap jadi bahan ledekan.

Perkenalannya dengan musik Indonesia terutama punk dan hardcore berasal dari keluarga. Kakaknya memiliki CD Pee Wee Gaskins. Ibunya sendiri, meski keberatan Tegar menonton konser musik, ternyata memperkenalkannya dengan Linkin Park.

Tegar menyebut bahwa ia pernah mengalami pengalaman tidak menyenangkan karena dianggap ikut-ikutan ketika mendengarkan genre hardcore. Ia sendiri tak merasa keberatan dan memusingkan hal itu. “Kebetulan temen-temen satu genre kak, ada poppunk nya ada juga yang hardcore. Kalo aku sendiri ngga ngerasa edgy ataupun indie kak, aku lebih ke bodoamat tentang apa yang ada di sosmed,” katanya.

Penelitian akademik terbaru oleh layanan streaming musik global Deezer menemukan bahwa orangtua memiliki pengaruh besar terhadap selera musik anak-anak mereka. Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada periode kritis sebelum usia sepuluh tahun di mana orangtua dapat membentuk selera musik anak.

Deezer menggabungkan survei terhadap 2.000 orangtua di Inggris yang memiliki anak di bawah usia 18 tahun dengan tinjauan literatur yang dilakukan oleh Dr. Hauke Egermann dari Departemen Musik di Universitas York. Hasilnya menjelajahi usia di mana orangtua dapat memiliki pengaruh terbesar terhadap hubungan anak-anak mereka dengan musik.

Penelitian akademik terbaru oleh layanan streaming musik global Deezer menemukan bahwa orangtua memiliki pengaruh besar terhadap selera musik anak-anak mereka.

Menurut survei, hampir tiga perempat orangtua (72%) secara aktif mencoba menyukai lagu favorit mereka kepada anak-anak mereka, dengan ayah (78%) lebih cenderung daripada ibu (69%) dalam membentuk selera musik anak-anak mereka. Penelitian akademik ini menyarankan bahwa memiliki selera musik yang luas penting untuk sosialisasi dan persahabatan, karena orang yang memiliki preferensi musik serupa cenderung membentuk ikatan. 

Sembilan dari sepuluh (90%) orangtua menganggap penting bahwa anak mereka mendengarkan berbagai macam musik sejak usia dini. Lebih dari setengah responden (57%) mengungkapkan bahwa mereka telah membagikan berbagai genre musik kepada anak-anak mereka untuk mengedukasi mereka tentang berbagai genre musik yang ada.

Zahwa Islami, psikolog, menyebut seiring perkembangan waktu seseorang akan makin banyak terpapar oleh musik. Di situ selera akan mulai dibentuk. Jika pada awalnya, ketika remaja misalnya, seseorang mendengarkan musik yang populer di kalangan sesamanya, seiring bertambah usia. 

Zahwa Islami, psikolog, menyebut seiring perkembangan waktu seseorang akan makin banyak terpapar oleh musik. Di situ selera akan mulai dibentuk.

“Menurutku, sesuatu yang disukai secara pribadi itu akan cenderung stabil. Misalnya, suka tentang pembahasan topik politik, vibes lagu yang dansa-dansa, rock atau metal. Karena gimanapun, musik kan membawa memori juga ya. Bisa jadi, makin tua, masih suka sama lagu jaman mudanya karena brings memories,” katanya.

Pada praktiknya setiap individu memiliki preferensi pribadi yang unik. Beberapa orang mungkin menyukai musik dengan melodi yang kompleks dan lirik yang dalam, sementara yang lain lebih suka musik dengan irama yang energik dan riang. Selera musik kita juga dapat berkembang seiring waktu seiring dengan perubahan dan perkembangan pribadi kita.

“Pembentukan identitas diri menurut teori Erik Erikson kan memang terjadi di masa remaja. Around 13-20 tahun mencari jati diri mumetnya. Setelah itu, individu cenderung akan stabil konsep dirinya. Nah tentu akhirnya kan around 20 (tahun) mereka udah bisa punya pilihan, nentuin circle, lebih paham taste music yang akhirnya cenderung lebih stabil tastenya,” kata Zahwa.

Spotify, Apple Music, YouTube Music, dan Tidal hampir sempurna dalam menggunakan algoritma untuk memberikan rekomendasi musik yang sangat akurat dan personal bagi pendengarnya.

Perkembangan teknologi, menurut Zahwa dan Aris juga memiliki andil dalam pembentukan selera musik kita. Platform-platform besar seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, dan Tidal hampir sempurna dalam menggunakan algoritma untuk memberikan rekomendasi musik yang sangat akurat dan personal bagi pendengarnya. Algoritma-algoritma ini mengaburkan batas antara musik yang kita temukan secara alami dan musik yang dipilih secara strategis untuk kita.

Algoritma-algoritma ini jauh lebih mendalam daripada hanya jumlah streaming yang diterima oleh seorang artis atau lagu. Spotify sendiri mengungkapkan bahwa mereka melacak ratusan metrik yang berbeda dari pengalaman mendengarkan pengguna, termasuk: “apa yang kita dengarkan dan kapan, lagu-lagu apa yang kita tambahkan ke playlist, kebiasaan mendengarkan orang dengan selera serupa,” dan banyak lagi. 

Metrik-metrik ini menggantikan peran pembuat keputusan tradisional di industri ini, menentukan lagu mana yang masuk dalam chart, artis mana yang berhasil, dan genre musik yang didengarkan oleh kelompok demografis tertentu. Dan ketika kita menyelami model-model di balik algoritma-algoritma ini, menjadi jelas bagaimana mereka menghasilkan hasil yang begitu akurat. Tapi sebelum algoritma, lingkungan sekitar terutama lingkar pertemanan masih jadi pengaruh utama.

Metrik-metrik menggantikan peran pembuat keputusan tradisional di industri ini, menentukan lagu mana yang masuk dalam chart, artis mana yang berhasil, dan genre musik yang didengarkan oleh kelompok demografis tertentu.

Mei 20 tahun, seorang fresh graduate asal Depok, mengaku terbiasa mendengarkan musik di Youtube Music. “Belakangan aku merasa lebih lengkap karena kalau lagu-lagu yang format video di youtube bisa didengerin dan masuk queue juga. Sama kuketahui kalau youtube ngasih harga yang lebih baik ke musisi dibandingkan spotify,” katanya.

Sebelum punya pacar anak skena, Mei secara umum mendengarkan musik secara mandiri. Ia mengeksplorasi musik-musik etnik dan folk yang ada. “Waktu itu kan awal awal di sastra jawa, aku nyari nyari musisi yang nambahin unsur etinik tapi mantep di konsep dan riset. Rubah di Selatan mengambil perhatianku,” tanya. 

Sebenernya sebelum memiliki pacar, Mei sudah ngulik banyak hal soal musik indonesia. Tapi Ia mengaku memiliki ruang pertemanan yang cukup terbatas, dan karena alasan ekonomi ia jarang menonton konser musik.”Jadi referensiku terbatas pada eksplorasi digital, ditambah ga ada yang ajak aku untuk hadir di komunitas dan pergerakan musik nyah. Pacarku kayaknya menangkap potensi dan ketertarikanku terhadap semua itu sejak kami masih berteman, lalu dia lah yang membawaku ke gig,” katanya.

Sebelum punya pacar anak skena, Mei secara umum mendengarkan musik secara mandiri. Ia mengeksplorasi musik-musik etnik dan folk yang ada

Musik indonesia baru yang Mei dengerin sebulan terakhir masih berkutat di musik-musik dengan jalur distribusi independen. “Aku banyak dengerin band bogor, Texpack dan Swellow (mengikuti arus haha). Tertarik karena mereka pandai bikin lagu, mulai dari aransemen sampai lirik serta relevansinya dengan hidupku yang sering kali demot dan capek kerja,” katanya.

Dalam studi yang diterbitkan di jurnal NeuroImage disebutkan bahwa pembandingan respons otak dan fitur musikal mengungkapkan banyak hal menarik. Para peneliti menemukan bahwa mendengarkan musik melibatkan tidak hanya area auditori di otak tetapi juga melibatkan jaringan saraf dalam skala besar. Area limbik di otak, yang diketahui terkait dengan emosi, juga terlibat dalam pemrosesan ritme dan tonalitas. Pemrosesan timbre (karakter atau kualitas suara atau suara musik yang berbeda dari pitch dan intensitasnya) terkait dengan aktivasi dalam jaringan default mode, yang diasumsikan terkait dengan pikiran yang melamun dan kreativitas.

Temuan akademik dari Deezer dan Universitas York bahwa selera bisa dibentuk dari keluarga, pertemanan, dan algoritma layanan streaming menunjukkan bahwa tak ada yang istimewa atau edgy dari musik yang didengar seseorang. Merujuk pada data dari Billboard, setiap hari ada 100.000 lagu yang dimasukkan ke dalam layanan streaming setiap harinya. Sangat mungkin jika selera musik seseorang berbeda denganmu atau kamu tidak pernah mendengar satu band sebelumnya. Lalu juga ada alasan lain kenapa kamu ga pernah denger band-band ini.

Labelisasi edgy, hipster, skena atau apapun itu terhadap orang yang mendengarkan musik berbeda dengan kita adalah tindakan gegabah dan tidak perlu.

Pertama karena dunia tidak berputar mengelilingimu dan kamu tidak seistimewa itu, mungkin ada baiknya mencari tahu hal yang biasa kamu dengar. Kedua dengan 1,6 juta lagu ditulis setiap tahun dan nyaris setiap bulan ada satu band baru yang terbentuk, jika kita tak bisa mendengar semuanya, ya wajar sekali. Ketiga, kamu cuma mau denger apa yang kamu mau, hanya karena keterbatasan selera dan malas mendengar musik baru ngga bikin selera orang-orang yang denger musik baru jadi invalid, apalagi sampai dilabeli skena. Ini mengapa labelisasi edgy, hipster, skena atau apapun itu terhadap orang yang mendengarkan musik berbeda dengan kita adalah tindakan gegabah dan tidak perlu.

Hal yang bisa kita lakukan untuk menikmati musik adalah mendengarnya, selebihnya jika tak penting amat, cukup disimpan untuk diri sendiri.


Sumber : https://pophariini.com/kenapa-selera-musik-kita-berbeda-apa-yang-bikin-kita-punya-preferensi/